Mari berkarier bersama buah hati anda!!

Cari Blog Ini

Kamis, 04 Juli 2013

Ruh Sholat,,,

Jika anda adalah seorang muslim/muslimah, pasti akan mengetahui sedikit banyak tentang sholat meski dengan kedalaman interpretasi yang berbeda,,,
kalau tulisan ini, ada hubungannya dengan surat Al-Ma'un,,, selengkapnya klik dsini.

Surat Al-Ma’un mengandung arti yang sangat indah, Al-ma’un bermakna perbuatan cinta kasih, Surat ini menggugah rasa empati agar selalu menghidupkan kepedulian terhadap sesama sebagai wujud tanggungjawab hubungan horizontal “Hablumminannass” terutama kepada dhu’afa, anak yatim dan kaum tertindas. Surat ini juga mengingatkan bagaimana seharusnya hubungan vertikal “Hablumminallah” terutama sholat, benar-benar dijalani dengan sesungguhnya tidak sekedar berhenti pada jasad yang akan membawa pada ria’ dan kesombongan.

Secara syari’at, rukun pertama dari sholat adalah niat. Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta’ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.”[1] . Serta niat tersebut tidak untuk dilafadzkan secara dhohir, namun berasal dari dalam hati. Abu Dawud bertanya kepada Imam Ahmad. Dia berkata, “Apakah orang sholat mengatakan sesuatu sebelum dia takbir?” Imam Ahmad menjawab, “Tidak.”[2] Sehingga jika seorang hamba melaksanakan sholat yang sebenarnya, maka pasti akan terasalah manfaat sholat itu secara rohani dan jasmani.

Namun pada dasarnya, setiap mamnusia memiliki persepsi yang berbeda terhadap pelaksanaan sholat yang sebenarnya. Itu tergantung pada bagaimana mereka mendasari niat awal dalam melaksanakan sholat tersebut, sebagai syarat gugurnya kewajiban, kebutuhan, atau memang benar sebagai wujud syukur penghambaan seorang makhluk terhadap sang Kholik,

Berawal dari fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Ruh Sholat, agar dapat menambah wawasan tentang sholat juga peningkatan kualitas sebuah penghambaan, dengan berusaha memahami QS Al-Maun ayat 4-5 tersebut secara kontekstual sehingga dapat lebih mengetahui pengertian yang lebih esensial dan fungsional.


[1] Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22
[2] Masaail al Imam Ahmad hal 31 dan Majmuu’ al Fataawaa XXII/28

A. SEBAB-SEBAB TURUNNYA SURAT AL-MAUN AYAT 4-5 Sebab turunnya surat Al-Ma’un berdasarkan pada riwayat Ibnu Mudzir ialah berkenaan degan orang-orang munafik yang memamerkan shalat kepada orang yang beriman; mereka melakukan shalat dengan riya’, dan meninggalkan apabila tidak ada yang melihatnya serta menolak memberikan bantuan kepada orang miskin dan anak yatim ( Riwayat ibnu Mudzir )[1]. Hal yang sama juga dipaparkan oleh sepasang penafsir tersohor Imam Jalaluddin al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi[2] tentang sebab turunnya ayat tersebut. Maka dengan turunnya ayat tersebut, mereka mendapat ancaman dari Allah Ta’ala.

B. TAFSIR
a. Tafsir bi Al-Ma’tsur
Sholat adalah ibadah utama ummat Islam, selain menjadi amal ibadah yang pertama kali dihisab “Sesungguhnya amal yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat, jika sholatnya baik maka ia beruntung dan sukses, jika shalatnya buruk ia akan merugi”. (HR.Turmudzi-413), Sholat sebagai perisai seorang muslim dari perbuatan tercela “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab ( Al-Qur’an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar ( keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Ankabut ayat 45)
Masih soal lalai dalam sholat Allah berfirman :
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang meremehkan sholat dan menuruti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesaatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholeh? (QS. Maryam: 59-60)

b. Tafsir bi Ar-Ro’yi
kalimat sindiran ayat 4-5 ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, memiliki susunan bahasa yang sempurna, bahwa Sholat menempati posisi penting dalam Islam, tetapi juga bisa menyebabkan kecelakaan memerintahkan kita untuk waspada dan selalu rendah hati bahwa diterima atau ditolak suatu ibada mutlak hak Allah, tidak ada manusia yang diberikan legitimasi menyatakan ibadahnya sudah cukup mengantarkannya pada surganya Allah, sehingga harus terus berusaha. Soal lalai dalam Sholat Suatu hari, Sayyidah Fathimah as bertanya kepada Rasulullah saw, “Yâ Abâtah, apa yang akan didapatkan oleh orang yang melecehkan shalatnya, menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan?” Rasul bersabda, “Hai Fathimah, barang siapa yang melecehkan shalatnya menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan, Tuhan akan menyiksanya dengan lima belas perkara. Enam perkara di dunia, tiga pada saat ia mati, tiga lagi pada waktu ia berada di kuburnya, dan tiga perkara pada Hari Kiamat, ketika ia keluar dari kuburnya.”
Para ulama mengomentari ayat diatas dengan tafsirnya yang terdapat dalam Ibnu Katsir sebagai berikut :
1. Muhammad bin Kaab Al Quraan Al Qurdly, dan Ibnu Zaid bim Aslam dan Sady yang disebut meremehkan sholat adalah Meninggalkan Sholat ( Tidak sholat )
2. Al Auz, Ibnu Maasud, Ibnu jarir, Ibnu Juraih meremehkan sholat adalah meremehkan waktu
3. Al Hasan Al-Bashri, meremehkan sholat adalah meninggalkan Masjid ( Tafsir Ibnu katsir 3 / 21 )
Secara tegas Saad bin Abi Waqosh menyampaikan “Aku telah bertanya kepada Rasulullah tentang mereka yang melalaikan sholatnya, maka beliau menjawab Yaitu Mengakhirkan waktu , yakni mengakhirkan waktu sholat.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...