Jika anda adalah seorang muslim/muslimah, pasti akan mengetahui sedikit banyak tentang sholat meski dengan kedalaman interpretasi yang berbeda,,,
kalau tulisan ini, ada hubungannya dengan surat Al-Ma'un,,, selengkapnya klik dsini.
Surat Al-Ma’un mengandung arti yang sangat indah, Al-ma’un
bermakna perbuatan cinta kasih, Surat ini menggugah rasa empati agar selalu menghidupkan
kepedulian terhadap sesama sebagai wujud tanggungjawab hubungan horizontal “Hablumminannass”
terutama kepada dhu’afa, anak yatim dan kaum tertindas. Surat ini juga mengingatkan
bagaimana seharusnya hubungan vertikal “Hablumminallah” terutama sholat,
benar-benar dijalani dengan sesungguhnya tidak sekedar berhenti pada jasad yang
akan membawa pada ria’ dan kesombongan.
Secara syari’at, rukun pertama dari sholat adalah niat. Niat
berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta’ala semata,
serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Semua
amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai
dengan niatnya.”[1]
. Serta niat tersebut tidak untuk dilafadzkan secara dhohir, namun berasal dari
dalam hati. Abu Dawud bertanya kepada Imam Ahmad. Dia berkata, “Apakah orang
sholat mengatakan sesuatu sebelum dia takbir?” Imam Ahmad menjawab, “Tidak.”[2]
Sehingga jika seorang hamba melaksanakan sholat yang sebenarnya, maka pasti
akan terasalah manfaat sholat itu secara rohani dan jasmani.
Namun pada dasarnya, setiap mamnusia memiliki persepsi yang
berbeda terhadap pelaksanaan sholat yang sebenarnya. Itu tergantung pada
bagaimana mereka mendasari niat awal dalam melaksanakan sholat tersebut,
sebagai syarat gugurnya kewajiban, kebutuhan, atau memang benar sebagai wujud
syukur penghambaan seorang makhluk terhadap sang Kholik,
Berawal dari fenomena tersebut, maka penulis tertarik
untuk mengambil judul Ruh Sholat, agar dapat menambah wawasan
tentang sholat juga peningkatan kualitas sebuah penghambaan, dengan berusaha
memahami QS Al-Maun ayat 4-5 tersebut secara kontekstual sehingga dapat lebih
mengetahui pengertian yang lebih esensial dan fungsional.
[1]
Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22
[2]
Masaail al Imam Ahmad hal 31 dan Majmuu’ al Fataawaa XXII/28
A. SEBAB-SEBAB TURUNNYA SURAT AL-MAUN AYAT
4-5
Sebab turunnya
surat Al-Ma’un berdasarkan pada riwayat Ibnu Mudzir ialah berkenaan degan
orang-orang munafik yang memamerkan shalat kepada orang yang beriman; mereka
melakukan shalat dengan riya’, dan meninggalkan apabila tidak ada yang
melihatnya serta menolak memberikan bantuan kepada orang miskin dan anak yatim
( Riwayat ibnu Mudzir )[1].
Hal yang sama juga dipaparkan oleh sepasang penafsir tersohor Imam Jalaluddin
al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi[2]
tentang sebab turunnya ayat tersebut. Maka dengan turunnya ayat tersebut,
mereka mendapat ancaman dari Allah Ta’ala.
B. TAFSIR
a.
Tafsir
bi Al-Ma’tsur
Sholat
adalah ibadah utama ummat Islam, selain menjadi amal ibadah yang pertama kali
dihisab “Sesungguhnya amal yang
pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat, jika
sholatnya baik maka ia beruntung dan sukses, jika shalatnya buruk ia akan
merugi”. (HR.Turmudzi-413), Sholat sebagai perisai seorang muslim
dari perbuatan tercela “Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab ( Al-Qur’an) dan dirikanlah
sholat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan
mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (
keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan” (QS. Al-Ankabut ayat 45)
Masih soal lalai dalam sholat Allah berfirman :
Maka datanglah
sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang meremehkan sholat dan menuruti hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesaatan. Kecuali orang yang
bertaubat, beriman dan beramal sholeh? (QS. Maryam: 59-60)
b.
Tafsir
bi Ar-Ro’yi
kalimat sindiran ayat 4-5 ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat
( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, memiliki
susunan bahasa yang sempurna, bahwa Sholat menempati posisi penting dalam
Islam, tetapi juga bisa menyebabkan kecelakaan memerintahkan kita untuk waspada
dan selalu rendah hati bahwa diterima atau ditolak suatu ibada mutlak hak
Allah, tidak ada manusia yang diberikan legitimasi menyatakan ibadahnya sudah
cukup mengantarkannya pada surganya Allah, sehingga harus terus berusaha. Soal
lalai dalam Sholat Suatu hari, Sayyidah Fathimah as bertanya kepada Rasulullah
saw, “Yâ Abâtah, apa yang akan didapatkan oleh orang yang melecehkan shalatnya,
menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan?” Rasul
bersabda, “Hai Fathimah, barang siapa yang melecehkan shalatnya menganggap
enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan, Tuhan akan
menyiksanya dengan lima belas perkara. Enam perkara di dunia, tiga pada saat ia
mati, tiga lagi pada waktu ia berada di kuburnya, dan tiga perkara pada Hari
Kiamat, ketika ia keluar dari kuburnya.”
Para ulama mengomentari ayat diatas dengan tafsirnya yang
terdapat dalam Ibnu Katsir sebagai berikut :
1. Muhammad bin Kaab Al Quraan Al Qurdly, dan
Ibnu Zaid bim Aslam dan Sady yang disebut meremehkan sholat adalah Meninggalkan
Sholat ( Tidak sholat )
2. Al Auz, Ibnu Maasud, Ibnu jarir, Ibnu
Juraih meremehkan sholat adalah meremehkan waktu
3. Al Hasan Al-Bashri, meremehkan sholat
adalah meninggalkan Masjid ( Tafsir Ibnu katsir 3 / 21 )
Secara tegas Saad bin Abi Waqosh menyampaikan “Aku telah
bertanya kepada Rasulullah tentang mereka yang melalaikan sholatnya, maka
beliau menjawab Yaitu Mengakhirkan waktu , yakni mengakhirkan waktu sholat.”
Read More
Cari Blog Ini
Kamis, 04 Juli 2013
Senin, 01 Juli 2013
METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Selain sebuah pendekatan, ada yang lain lho yang harus difahami oleh pengajar, khususnya pengajar Bahasa Arab. Yaitu sebuah metode pembelajarannya.
Berikut ini sebuah pengetahuan mengenai 'Metode Pembelajaran Bahasa Arab' selengkapnya.
Read More
Metode merupakan segala yang berkaitan dengan penyajian
sebuah proses pembelajaran, mulai dari pemilihan, penyusunan hingga pada
praktik, caranya, serta sarana yang digunakannya. Dalam memilih sebuah metode,
ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi terlebih dahulu sebelum menentukan
jenis metode apa yang akan dipilih.
- Metode harus sesusai dengan karakter siswa, tingkat perkembangan akal, serta kondisi sosial mereka.
- Menggunakan kaidah umum penyampaian. Seperti dari yang mudah ke yang sulit, dari sederhana ke yang rumit, dari yang jelas ke yang butuh interpretasi, dari yang konkret ke yang astrak.
- Metode harus sesuai dengan perbedaan kemampuan siswa.
- Metode bisa membangun dan menciptakan suasana yang kondusif sepanjang proses pemmbelajaran berlangsung.
- Bisa menumbuhkan daya konsentrasi, jiwa kreatif, dan motivasi siswa.
- Metode yang digunakan bisa menjadikan pembelajaran sesuatu hal yang sangat menyenangkan bagi siswa.
- Metode harus terdapat dasar-dasar pembelajaran, seperti reward, sanksi dan latihan.
·
THORIQOH NAHWU WA TARJAMAH
Yaitu
sebuah metode yang banyak menerapkan kepada
tata bahasa dan terjemahan bahasa asal ke dalam bahasa sasaran. Metode ini
memiliki beberapa kelebihan, seperti dapat digunakan pada kelas-kelas besar
atau klasikal, sesuai untuk semua tingkatan linguistik siswa, dan tidak terlalu butuh pengajar yang fasih.
Namun
juga memiliki kekurangan, seperti lebih membutuhkan pengajar yang terlatih
dibidang linguistik, serta tidak bisa digunakan untuk siswa tuna aksara.
THORIQAH MUBASYAROH
Intinya
kepada praktik langsung dengan menggunakan berbagai alat media yang langsung
menggunakan bahasa arab pula. Kelebihan metode ini terlatak pada efektifitasnya
dalam mempersiapkan pengetahuan bahasa bagi uajaran dalam konteks, sesuai untuk
segala tingkatan linguistik siswa, serta terdapat hasil konkrit berupa
penampilan atau pajangan yang diperoleh secara spontanitas.
·
THORIQOH SAM’IYAH SYAFAWIYAH
Seringkali
disebut dengan ‘Audio-Visual Method’, yaitu metode pengajaran melalui
praktik visual dan audio yang digabungkan. Sehingga dengan cara ini semua organ
panca indera berfungsi menangkap materi yang diajarkan.
·
THORIQOH QIRO’AH
Juga
disebut dengan ‘Reading Method’, yaitu sebuah metode pengajaran yang
focus pada isi kandungan sebuah bacaan. Dengan cara membacanya sehingga siswa
dapat tahu berbagai isi yang terkandung serta tata bahasa yang ada dalam
bacaan.
·
THORIQOH MA’RIFIYAH
Terdapat beberapa
istilah pada metode ini. Seperti ‘Cognitive Code’, ‘Cognitive Theory’,
‘Cognitive Approaches’. Yaitu sebuah metode pengajaran yang lebih mengarah
pada pendekatan kognitif siswa, meletakkan penekanan pada pemerolehan sadar
berbahasa sebagai suatu system makna dan berupaya mencari sebuah dasar dalam
kognitif psikologi dan tata bahasa transformasi. Orkestra PENDIDIKAN : MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR YANG MENGGAIRAHKAN
Bagaimana bisa sebuah tayangan film atau sinetron bisa ditunggu-tunggu??
Yach,,, karena setiap akhir tayangan di episode yang lalu selalu memancing penonton untuk 'Penasaran' dengan cerita selanjutnya. Dan juga penyampaian cerita di setiap episode selalu menarik dan mengundang emosi penonton.
Bagaimana ya,,, ketika hal itu terjadi dalam proses pembelajaran?? Menjadikan susana kelas seolah-olah sebuah 'Orkresta Pembelajaran'. Simak selengkapnya disini...
Widget Recent Comment Valid XHTML
Membuat Anchor Text pada image.
Read More
Yach,,, karena setiap akhir tayangan di episode yang lalu selalu memancing penonton untuk 'Penasaran' dengan cerita selanjutnya. Dan juga penyampaian cerita di setiap episode selalu menarik dan mengundang emosi penonton.
Bagaimana ya,,, ketika hal itu terjadi dalam proses pembelajaran?? Menjadikan susana kelas seolah-olah sebuah 'Orkresta Pembelajaran'. Simak selengkapnya disini...
Sudah menjadi kendala umum bagi seorang pengajar jika
siswanya sering merasa bosan dengan kondisi kelas yang hanya monoton seperti
itu-itu saja. Minim sekali fariasi dan jarang mengungkapkan sebuah kreatifitas
dari kedua belah pihak, guru dan murid. Apalagi siswanya adalah notabene dari
mereka yang pergi ke sekolah hanya karena sekedar sebagai ‘syarat’ yang harus
mereka lakukan dan terima dari orang tua. Belum ada kesadaran yang murni hadir
dari diri mereka, bahkan mereka pun tidak didukung oleh modal IQ dan EQ yang
memadai.
Kondisi seperti ini sangat mempengaruhi ‘hawa’ tempat mereka
belajar dan mengajar. Jika berjalan seperti itu secara terus menerus, selain
akan membuat bosan dan sifat malas siswa, juga bisa mempengaruhi semangat
seorang guru. Guru akan sering mengalami titik jenuh, sehingga kapasitas
kegiatan belajar mengajar menjadi tidak menggairahkan untuk kedua belah pihak
dan berimbas kepada kualitas pendidikan yang rendah secara umum di Negara kita
ini.
Guru yang kreatif dan ‘cerdas’ dalam bertindak sangat
dibutuhkan dalam mengatasi kondisi membosankan dalam ruang belajar. Bayangkan
sebuah kondisi siswa selalu tersenyum penuh dukungan, selalu merasa dirinya
sukses, guru seringkali melihat siswa bercerita apa yang mereka peroleh di
kelas, berbagi, mengambil resiko dan merayakan belajar mereka. Kondisi seperti
itu sangat bisa diciptakan. Sebuah proses belajar yang dinamis dan tidak
terlupakan, suasana yang unik bagi siswa, membuat mereka selalu merasa aman
,nyaman, namun penuh tantangan. Mereka dapat mengerti dan merayakannya dengan
gembira.
Untuk menciptakan semua itu, guru harus banyak ‘tahu’
tentang:
- Sebuah pandangan positif terhadap semua siswa dan keampuhannya
‘Siswa lebih cepat
menangkap pandangan guru dari pada perkataan guru’. Guru butuh merubah
pandangan terhadap siswa dengan ‘kemampuan tinggi’ atau siswa dengan ‘kemampuan rendah’. Belajar
menganggap mereka semua ‘sama’ dipandangan kita memang bukan hal yang mudah,
tapi itu harus. Serasa melihat ‘bintang emas’ dan angka ‘10’ disetiap kening
mereka tanpa terkecuali. Seolah-olah mereka semua adalah siswa TOP. Karena
dalam proses dan hasilnya nanti seringkali sesuai dengan pandangan kita awalnya
terhadap sesuatu, termasuk terhadap siswa.
Dalam sebuah buku berjudul Education on the Edge of
Possibility, Renate Nummela Caine dan Geoffrey Caine menyatakan,
Keyakinan guru akan potensi manusia dan kemampuan anak untuk
belajar dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan.
Aspek-aspek teladan mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan
pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaaan dan
sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. (Caine
dan Caine, 1977, h. 124 dalam Porter, Bobbi de, dkk., Quantum Theaching, 2003,
h. 21)
- Sebuah peranan emosi dalam belajar
Sebuah penelitian menyatakan
bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan syaraf otak itu kurang dari yang
dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. (Goleman, 1995, LeDoux, 1993,
MacLean, 1990 dalam Porter, Bobbi de, dkk., Quantum
Theaching, 2003, h. 22). Karena menurutnya, sebuah organ otak bernama amigdala,
pusat emosi otak, memainkan peran besar dalam penyimpanan memory.
Artinya, diawal kegiatan belajar
seorang guru harus siap untuk memastikan kalau siswanya tidak ada yang bad
mood. Emosi mereka digiring pada emosional yang menyenangkan, intinya
adalah membangun ikatan emosional antara keduanya sejak awal. Dengan cara
menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan
segala ancaman dari suasana belajar. Dengan seperti itu, hati dan pikiran siswa
akan lebih banyak terlibat pada guru dan pelajaran.
- Cara menciptakan dan membangun hubungan interaktif
‘sejauh kita memasuki dunia
siswa, sejauh itu pula pengaruh yang kita miliki didalam kehidupan mereka’.
Jika guru menjalin hubungan baik dengan siswa, maka mereka akan dapat menerima
guru dan ajarannya. Dengan adanya hubungan yang baik, hal yang semula mereka
anggap sebuah perang kekuatan atau kekakuan aturan disiplin akan berubah
menjadi musyawarah untuk mencapai keberhasilan belajar. Namun, dalam membangun
hubungan dan keamanan mereka, butuh niat kuat, kasih sayang, dan resiko dari
seorang guru.
- Cara memanfaatkan kegembiraan siswa
Setelah guru berhasil menciptakan
sebuah keriangan dalam kelas, siswa diajak masuk dalam dunia guru, mulai
menyampaikan materi dengan masih dalam suasana riang. Guru harus secara sadar
menciptakan suasana itu dalam pekerjaannya. Karena sebuah keriangan dapat
membuat siswa siap belajar dengan lebih mudah, bahkan dapat mengubah sikap
negatif.
- Dampak sebuah pengakuan
Untuk mendapatkan sebuah hasil
yang baik, akuilah setiap usaha siswa. Tidak hanya usaha yang tepat, tetapi semua
usaha mereka. Karena tidak dapat dipungkiri kalau semua orang senang diakui.
Menerima pengakuan membuat siswa merasa bangga, percaya diri, dan bahagia. Jika siswa punya modal
bangga, percaya diri dan perasaan bahagia, akan sangat membantu proses masuk
dan diserapnya pelajaran dalam pikiran mereka.
- Sangat pentingnya perayaan
Mengadakan perayaan dari hasil
belajar akan mendorong siswa untuk memperkuat rasa tanggung jawab dan mengawali
proses belajar mereka sendiri. Sebuah perayaan akan mengajarkan pada diri siswa
akan adanya sebuah motivasi hakiki yang ‘gratis’ tanpa ada dorongan dari luar
diri mereka sendiri. Karena sesuatu yang layak ‘dipelajari’, maka layak pula
‘dirayakan’.
- Sebuah keajaiban dari rasa gembira dan takjub
Diri manusia adalah sebuah mesin
belajar, dan alat sebenarnya pada setiap mesin belajar adalah rasa gembira dan
ketakjuban. Tanpa rasa itu, mesin belajar manusia akan berjalan lambat dan
berhenti.
Seperti saat manusia masih kecil,
penuh rasa ketakjuban akan hal-hal baru, hingga pada saat itu, si kecil dengan
cepat belajar berbagai hal didunia ini dari asalnya yang dia tidak tahu sama
sekali. Mereka membiarkan rasa gembira dan takjub selalu hadir setiap melihat
banyak hal baru, dan ‘wow’, mereka mereka akhirnya tahu berjuta benda, kata dan
banyak hal didunia ini. Jangan perlambat rasa gembira dan takjub siswa dengan
sebuah larangan kaku. Kata ‘tidak’ dan ‘jangan’, kerap menghambat alat belajar
cepat mereka.
- Sebuah keberanian mengambil resiko dengan perasaan gembira
Saat siswa berani memulai pelajar
dengan motivasi sendiri, berarti mereka berani mengambil resiko besar dalam
dirinya. Dan jika itu dilakukan dengan kehendak sendiri, dia melakukannya
dengan rasa gembira. Karena belajar itu
mengandung resiko. Setiap kai seseorang berpetualang belajar sesuatu yang baru,
dia mengambil resiko besar diluar zona nyamannya.
Pengambilan resiko menjaga otak
tetap bergerak, dan dapat terasa menggembirakan saat kita menciptakan resiko
tersebut menjadi resiko yang aman, butuh dukungan dan motivasi.
- Rasa saling memiliki karena sebuah kehangatan
Jika semua tahap berjalan dengan
baik, pasti akan tercipta kehangatan antar ‘masyarakat’ ruangan belajar. Rasa
saling memiliki menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan, kesepakatan, dan
dukungan dalam belajar. Rasa ini juga mempercepat proses mengajar dan
meningkatkan kepemilikan pelajar. Sehingga layaknya sebuah keluarga harmonis
yag penuh kehangatan.
Jika semua dapat terwujud, siswa akan merasa rindu dengan
hadirnya guru dalam menyampaikan pelajaran. Hati mereka berdebar karena ingin
tahu apa yang akan guru ciptakan di kelas. Seperti sebuah infotainment dan
sinetron yang kisah selanjutnya selalu dinantikan. Sudah siapkah anda?
PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
Dalam menyampaikan segala sesuatu butuh 'pendekatan' agar sesuatu tersebut dengan mudah diterima oleh pendengar. Dan bagi bapak / Ibu pengajar Bahasa Arab, dalam menyampaikan pelajaran Bhs Arab yang kurikulum pengajarannya sudah 'pakem' dari pemerintah haruslah berusaha untuk melakukan pendekatan agar apa yang disampaikan dapat diterima siswa dengan mudah, cepat dan tepat sasaran.
Anda bisa baca sekelumit pengetahuan tentang "Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab". Klik selengkapnya disini.
PENGERTIAN PENDEKATAN
(MADKHAL)
Dalam
menyampaikan suatu pembelajaran apapun memerlukan sekumpulan asumsi yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya.
Itulah yang
disebut dengan pendekatan dalam suatu pembelajaran. Bisa juga pedekatan tersebut
diartikan dengan suatu cara pandang terhadap sesuatu.
Dari asumsi-asumsi
yang terkumpul terebut akan membentuk sebuah bingkai umum dari sabuah pendekatan. Sehingga dari
sebuah pendekatan itu akan muncul sebuah metode pembelajaran.
PENDEKATAN
PEMBELAJARAAN BAHASA ARAB
Ada beberapa
pendekatan pembelajaran Bahasa Arab,
yaitu:
Ø
Pendekatan Humanistik/ Humanistic
Approach/ Al-Madkhal Al-Insaniy
Seperti arti katanya, ‘human’ adalah manusia,
pendekatan ini menjadikan si pembelajar sebagai obyek yang diutamakan untuk
dimanusiakan. Diberikan perhatian khusus sebagai manusia, bukan hanya sekedar
benda yang bisa mendengarkan dan merekam. Alat perekatnya adalah yang
sehubungan dengan budaya dan pengalaman manusia. Sehingga pada praktiknya,
dalam belajar berbahasa, manusia yang beda budaya serta pengalaman harus bisa
saling berbagi dengan menggunakan praktik berbahasa yang dipelajarinya
tersebut.
Langkah konkritnya bisa berupa praktik berbahasa yang
dipelajarinya dalam berbagai kondisi, tanya jawab sederhana, bermain peran
sederhana, atau dengan menirukan apa yang dicontohkan oleh guru.
Ø
Pendekatan Teknik/
Media-Based Approach/ Al-Madkhal At-Taqniyyah
Satu-satunya yang paling ‘berbicara’ pada pendekatan
ini adalah media dan teknik pendidikan. Karena pada pendekatan ini manfaat
media dan teknik pendidika tersebut
dijadikan dasar dalam suatu proses pembelajaran.
Seringkali pendekatan ini digunakan bertujuan untuk
membantu si pembelajar mengerti makna kata, tarkib, dan konsep lain yang baru
dengan menggunakan berbagai media. Seperti gambar-gambar, kartu, gambar nyata,
bahkan sekarang telah meluas dengan menggunakan media berbasis IT seperti CD,
vodeo, radio, dan lain sebagainya.
Ø
Pendekatan Analisis/
Analytical Approach
Pendekatan ini berdasarkan analisis-analisis dan
asumsi kebahasaan dan sosiolinguistik. Cirinya adalah:
·
Berdasar pada kebahasaan
·
Berdasar pada kajian ilmu
sosial kebahasaan, semantic, proses kesalahan berbicara, dll
·
Menuntut adanya kebutuhan
analisis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, dan program dengan tujuan
khusus
·
Sebagian besar menetapkan
pada bahasa yang disampaikan kepada siswa
·
Menyerupai sebuah cognitive
approach
·
Berharap bertambahnya
motivasi siswa ketika guru telah mencapai tututan kebahasaan siswa dan berusaha
memenuhinya
Ø
Pendekatan Non Analisis/Non Analytical
Approach
Pendekatan ini berdasarkan analisis-analisis dan
asumsi pendidikan dan psikolinguistik,
dengan cirri sebagai berikut.
·
Berdasar pada pendidikan
·
Berdasar pada kajian ilmu
psikologi kebahasaan yang berjalan secara alamiah
·
Pengajaran berlangsung
secara alami dan tema dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa
·
Secara alami pula terfokus
pada kesempatan proses pemerolehan bahasa siswa
·
Motivasi siswa muncul
secara alammi disela-sela proses komunikasi nyata dengan penutur bahasa asli
Ø
Pendekatan Komunikatif/
Communicative Approach
Bahasa adalah alat manusia untuk berkomunikasi,
sehingga seseorang dikatakan berhasil dan mumpuni dalam menguasai bahasa asing
dilihat sejauh mana dia dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tersebut.
Sehingga dalam pendekatan ini berorientasi kepada bagaimana si pembelajar dapat
berkomukasi dengan menggunakan bahasa yang sedang dipelajari.
Pendekatan ini tidak relevan dengan tokoh bahasa Noam
Chomsky yang lebih menitikberatkan pada struktur bahasanya. Pendekatan ini
lebih cenderung menganggap penting praktek kecakapan berbahasa yang komunikatif
dan pengajaran berbahasa dari pada penguasaan struktur bahasa saja.
Read More
Langganan:
Postingan (Atom)