Mari berkarier bersama buah hati anda!!

Cari Blog Ini

Kamis, 04 Juli 2013

Ruh Sholat,,,

Jika anda adalah seorang muslim/muslimah, pasti akan mengetahui sedikit banyak tentang sholat meski dengan kedalaman interpretasi yang berbeda,,,
kalau tulisan ini, ada hubungannya dengan surat Al-Ma'un,,, selengkapnya klik dsini.

Surat Al-Ma’un mengandung arti yang sangat indah, Al-ma’un bermakna perbuatan cinta kasih, Surat ini menggugah rasa empati agar selalu menghidupkan kepedulian terhadap sesama sebagai wujud tanggungjawab hubungan horizontal “Hablumminannass” terutama kepada dhu’afa, anak yatim dan kaum tertindas. Surat ini juga mengingatkan bagaimana seharusnya hubungan vertikal “Hablumminallah” terutama sholat, benar-benar dijalani dengan sesungguhnya tidak sekedar berhenti pada jasad yang akan membawa pada ria’ dan kesombongan.

Secara syari’at, rukun pertama dari sholat adalah niat. Niat berarti menyengaja untuk sholat, menghambakan diri kepada Allah Ta’ala semata, serta menguatkannya dalam hati.Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Semua amal tergantung pada niatnya dan setiap orang akan mendapat (balasan) sesuai dengan niatnya.”[1] . Serta niat tersebut tidak untuk dilafadzkan secara dhohir, namun berasal dari dalam hati. Abu Dawud bertanya kepada Imam Ahmad. Dia berkata, “Apakah orang sholat mengatakan sesuatu sebelum dia takbir?” Imam Ahmad menjawab, “Tidak.”[2] Sehingga jika seorang hamba melaksanakan sholat yang sebenarnya, maka pasti akan terasalah manfaat sholat itu secara rohani dan jasmani.

Namun pada dasarnya, setiap mamnusia memiliki persepsi yang berbeda terhadap pelaksanaan sholat yang sebenarnya. Itu tergantung pada bagaimana mereka mendasari niat awal dalam melaksanakan sholat tersebut, sebagai syarat gugurnya kewajiban, kebutuhan, atau memang benar sebagai wujud syukur penghambaan seorang makhluk terhadap sang Kholik,

Berawal dari fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk mengambil judul Ruh Sholat, agar dapat menambah wawasan tentang sholat juga peningkatan kualitas sebuah penghambaan, dengan berusaha memahami QS Al-Maun ayat 4-5 tersebut secara kontekstual sehingga dapat lebih mengetahui pengertian yang lebih esensial dan fungsional.


[1] Bukhari, Muslim dan lain-lain. Baca Al Irwa’, hadits no. 22
[2] Masaail al Imam Ahmad hal 31 dan Majmuu’ al Fataawaa XXII/28

A. SEBAB-SEBAB TURUNNYA SURAT AL-MAUN AYAT 4-5 Sebab turunnya surat Al-Ma’un berdasarkan pada riwayat Ibnu Mudzir ialah berkenaan degan orang-orang munafik yang memamerkan shalat kepada orang yang beriman; mereka melakukan shalat dengan riya’, dan meninggalkan apabila tidak ada yang melihatnya serta menolak memberikan bantuan kepada orang miskin dan anak yatim ( Riwayat ibnu Mudzir )[1]. Hal yang sama juga dipaparkan oleh sepasang penafsir tersohor Imam Jalaluddin al-Mahally dan Imam Jalaluddin As-Suyuthi[2] tentang sebab turunnya ayat tersebut. Maka dengan turunnya ayat tersebut, mereka mendapat ancaman dari Allah Ta’ala.

B. TAFSIR
a. Tafsir bi Al-Ma’tsur
Sholat adalah ibadah utama ummat Islam, selain menjadi amal ibadah yang pertama kali dihisab “Sesungguhnya amal yang pertama dihisab dari seorang hamba pada hari kiamat adalah sholat, jika sholatnya baik maka ia beruntung dan sukses, jika shalatnya buruk ia akan merugi”. (HR.Turmudzi-413), Sholat sebagai perisai seorang muslim dari perbuatan tercela “Bacalah apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab ( Al-Qur’an) dan dirikanlah sholat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar. Sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar ( keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain) dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. Al-Ankabut ayat 45)
Masih soal lalai dalam sholat Allah berfirman :
Maka datanglah sesudah mereka pengganti (yang jelek) yang meremehkan sholat dan menuruti hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesaatan. Kecuali orang yang bertaubat, beriman dan beramal sholeh? (QS. Maryam: 59-60)

b. Tafsir bi Ar-Ro’yi
kalimat sindiran ayat 4-5 ( 4 ) maka celakalah bagi orang yang sholat ( 5 ) ( yaitu) orang-orang yang lalai dari sholatnya, memiliki susunan bahasa yang sempurna, bahwa Sholat menempati posisi penting dalam Islam, tetapi juga bisa menyebabkan kecelakaan memerintahkan kita untuk waspada dan selalu rendah hati bahwa diterima atau ditolak suatu ibada mutlak hak Allah, tidak ada manusia yang diberikan legitimasi menyatakan ibadahnya sudah cukup mengantarkannya pada surganya Allah, sehingga harus terus berusaha. Soal lalai dalam Sholat Suatu hari, Sayyidah Fathimah as bertanya kepada Rasulullah saw, “Yâ Abâtah, apa yang akan didapatkan oleh orang yang melecehkan shalatnya, menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan?” Rasul bersabda, “Hai Fathimah, barang siapa yang melecehkan shalatnya menganggap enteng kepada shalatnya, baik laki-laki maupun perempuan, Tuhan akan menyiksanya dengan lima belas perkara. Enam perkara di dunia, tiga pada saat ia mati, tiga lagi pada waktu ia berada di kuburnya, dan tiga perkara pada Hari Kiamat, ketika ia keluar dari kuburnya.”
Para ulama mengomentari ayat diatas dengan tafsirnya yang terdapat dalam Ibnu Katsir sebagai berikut :
1. Muhammad bin Kaab Al Quraan Al Qurdly, dan Ibnu Zaid bim Aslam dan Sady yang disebut meremehkan sholat adalah Meninggalkan Sholat ( Tidak sholat )
2. Al Auz, Ibnu Maasud, Ibnu jarir, Ibnu Juraih meremehkan sholat adalah meremehkan waktu
3. Al Hasan Al-Bashri, meremehkan sholat adalah meninggalkan Masjid ( Tafsir Ibnu katsir 3 / 21 )
Secara tegas Saad bin Abi Waqosh menyampaikan “Aku telah bertanya kepada Rasulullah tentang mereka yang melalaikan sholatnya, maka beliau menjawab Yaitu Mengakhirkan waktu , yakni mengakhirkan waktu sholat.”
Read More

Senin, 01 Juli 2013

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Selain sebuah pendekatan, ada yang lain lho yang harus difahami oleh pengajar, khususnya pengajar Bahasa Arab. Yaitu sebuah metode pembelajarannya.

Berikut ini sebuah pengetahuan mengenai 'Metode Pembelajaran Bahasa Arab' selengkapnya.


Metode merupakan segala yang berkaitan dengan penyajian sebuah proses pembelajaran, mulai dari pemilihan, penyusunan hingga pada praktik, caranya, serta sarana yang digunakannya. Dalam memilih sebuah metode, ada beberapa hal yang perlu digaris bawahi terlebih dahulu sebelum menentukan jenis metode apa yang akan dipilih.
  1. Metode harus sesusai dengan karakter siswa, tingkat perkembangan akal, serta kondisi sosial mereka.
  2. Menggunakan kaidah umum penyampaian. Seperti dari yang mudah ke yang sulit, dari sederhana ke yang rumit, dari yang jelas ke yang butuh interpretasi, dari yang konkret ke yang astrak.
  3. Metode harus sesuai dengan perbedaan kemampuan siswa.
  4. Metode bisa membangun  dan menciptakan suasana yang kondusif sepanjang proses pemmbelajaran berlangsung.
  5. Bisa menumbuhkan daya konsentrasi, jiwa kreatif, dan motivasi siswa.
  6. Metode yang digunakan bisa menjadikan pembelajaran sesuatu hal yang sangat menyenangkan bagi siswa.
  7. Metode harus terdapat dasar-dasar pembelajaran, seperti reward, sanksi dan latihan.
Macam-macam metode pembelajaran Bahasa Arab yang telah berkembang:
·         THORIQOH NAHWU WA TARJAMAH
Yaitu sebuah metode yang banyak menerapkan  kepada tata bahasa dan terjemahan bahasa asal ke dalam bahasa sasaran. Metode ini memiliki beberapa kelebihan, seperti dapat digunakan pada kelas-kelas besar atau klasikal, sesuai untuk semua tingkatan linguistik siswa, dan tidak  terlalu butuh pengajar yang fasih.
Namun juga memiliki kekurangan, seperti lebih membutuhkan pengajar yang terlatih dibidang linguistik, serta tidak bisa digunakan untuk siswa tuna  aksara.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                     THORIQAH MUBASYAROH
Intinya kepada praktik langsung dengan menggunakan berbagai alat media yang langsung menggunakan bahasa arab pula. Kelebihan metode ini terlatak pada efektifitasnya dalam mempersiapkan pengetahuan bahasa bagi uajaran dalam konteks, sesuai untuk segala tingkatan linguistik siswa, serta terdapat hasil konkrit berupa penampilan atau pajangan yang diperoleh secara spontanitas.
·         THORIQOH SAM’IYAH SYAFAWIYAH
Seringkali disebut dengan ‘Audio-Visual Method’, yaitu metode pengajaran melalui praktik visual dan audio yang digabungkan. Sehingga dengan cara ini semua organ panca indera berfungsi menangkap materi yang diajarkan.
·         THORIQOH QIRO’AH
Juga disebut dengan ‘Reading Method’, yaitu sebuah metode pengajaran yang focus pada isi kandungan sebuah bacaan. Dengan cara membacanya sehingga siswa dapat tahu berbagai isi yang terkandung serta tata bahasa yang ada dalam bacaan.
·         THORIQOH MA’RIFIYAH
Terdapat beberapa istilah pada metode ini. Seperti ‘Cognitive Code’, ‘Cognitive Theory’, ‘Cognitive Approaches’. Yaitu sebuah metode pengajaran yang lebih mengarah pada pendekatan kognitif siswa, meletakkan penekanan pada pemerolehan sadar berbahasa sebagai suatu system makna dan berupaya mencari sebuah dasar dalam kognitif psikologi dan tata bahasa transformasi.
Read More

Orkestra PENDIDIKAN : MENCIPTAKAN SUASANA BELAJAR YANG MENGGAIRAHKAN

Bagaimana bisa sebuah tayangan film atau sinetron bisa ditunggu-tunggu??

Yach,,, karena setiap akhir tayangan di episode yang lalu selalu memancing penonton untuk 'Penasaran' dengan cerita selanjutnya. Dan juga penyampaian cerita di setiap episode selalu menarik dan mengundang emosi penonton.

Bagaimana ya,,, ketika hal itu terjadi dalam proses pembelajaran?? Menjadikan susana kelas seolah-olah sebuah 'Orkresta Pembelajaran'. Simak selengkapnya disini...


Sudah menjadi kendala umum bagi seorang pengajar jika siswanya sering merasa bosan dengan kondisi kelas yang hanya monoton seperti itu-itu saja. Minim sekali fariasi dan jarang mengungkapkan sebuah kreatifitas dari kedua belah pihak, guru dan murid. Apalagi siswanya adalah notabene dari mereka yang pergi ke sekolah hanya karena sekedar sebagai ‘syarat’ yang harus mereka lakukan dan terima dari orang tua. Belum ada kesadaran yang murni hadir dari diri mereka, bahkan mereka pun tidak didukung oleh modal IQ dan EQ yang memadai.

Kondisi seperti ini sangat mempengaruhi ‘hawa’ tempat mereka belajar dan mengajar. Jika berjalan seperti itu secara terus menerus, selain akan membuat bosan dan sifat malas siswa, juga bisa mempengaruhi semangat seorang guru. Guru akan sering mengalami titik jenuh, sehingga kapasitas kegiatan belajar mengajar menjadi tidak menggairahkan untuk kedua belah pihak dan berimbas kepada kualitas pendidikan yang rendah secara umum di Negara kita ini.

Guru yang kreatif dan ‘cerdas’ dalam bertindak sangat dibutuhkan dalam mengatasi kondisi membosankan dalam ruang belajar. Bayangkan sebuah kondisi siswa selalu tersenyum penuh dukungan, selalu merasa dirinya sukses, guru seringkali melihat siswa bercerita apa yang mereka peroleh di kelas, berbagi, mengambil resiko dan merayakan belajar mereka. Kondisi seperti itu sangat bisa diciptakan. Sebuah proses belajar yang dinamis dan tidak terlupakan, suasana yang unik bagi siswa, membuat mereka selalu merasa aman ,nyaman, namun penuh tantangan. Mereka dapat mengerti dan merayakannya dengan gembira.

Untuk menciptakan semua itu, guru harus banyak tahu tentang:
  1. Sebuah pandangan positif terhadap semua siswa dan keampuhannya
‘Siswa lebih cepat menangkap pandangan guru dari pada perkataan guru’. Guru butuh merubah pandangan terhadap siswa dengan ‘kemampuan tinggi’ atau  siswa dengan ‘kemampuan rendah’. Belajar menganggap mereka semua ‘sama’ dipandangan kita memang bukan hal yang mudah, tapi itu harus. Serasa melihat ‘bintang emas’ dan angka ‘10’ disetiap kening mereka tanpa terkecuali. Seolah-olah mereka semua adalah siswa TOP. Karena dalam proses dan hasilnya nanti seringkali sesuai dengan pandangan kita awalnya terhadap sesuatu, termasuk terhadap siswa.
Dalam sebuah buku berjudul Education on the Edge of Possibility, Renate Nummela Caine dan Geoffrey Caine menyatakan,
Keyakinan guru akan potensi manusia dan kemampuan anak untuk belajar dan berprestasi merupakan suatu hal yang penting diperhatikan. Aspek-aspek teladan mental guru berdampak besar terhadap iklim belajar dan pemikiran pelajar yang diciptakan guru. Guru harus memahami bahwa perasaaan dan sikap siswa akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajarnya. (Caine dan Caine, 1977, h. 124 dalam Porter, Bobbi de, dkk., Quantum Theaching, 2003, h. 21)
  1. Sebuah peranan emosi dalam belajar
Sebuah penelitian menyatakan bahwa tanpa keterlibatan emosi, kegiatan syaraf otak itu kurang dari yang dibutuhkan untuk merekatkan pelajaran dalam ingatan. (Goleman, 1995, LeDoux, 1993, MacLean, 1990 dalam Porter, Bobbi de, dkk., Quantum Theaching, 2003, h. 22). Karena menurutnya, sebuah organ otak bernama amigdala, pusat emosi otak, memainkan peran besar dalam penyimpanan memory.
Artinya, diawal kegiatan belajar seorang guru harus siap untuk memastikan kalau siswanya tidak ada yang bad mood. Emosi mereka digiring pada emosional yang menyenangkan, intinya adalah membangun ikatan emosional antara keduanya sejak awal. Dengan cara menciptakan kesenangan dalam belajar, menjalin hubungan, dan menyingkirkan segala ancaman dari suasana belajar. Dengan seperti itu, hati dan pikiran siswa akan lebih banyak terlibat pada guru dan pelajaran.
  1. Cara menciptakan dan membangun hubungan interaktif
‘sejauh kita memasuki dunia siswa, sejauh itu pula pengaruh yang kita miliki didalam kehidupan mereka’. Jika guru menjalin hubungan baik dengan siswa, maka mereka akan dapat menerima guru dan ajarannya. Dengan adanya hubungan yang baik, hal yang semula mereka anggap sebuah perang kekuatan atau kekakuan aturan disiplin akan berubah menjadi musyawarah untuk mencapai keberhasilan belajar. Namun, dalam membangun hubungan dan keamanan mereka, butuh niat kuat, kasih sayang, dan resiko dari seorang guru.
  1. Cara memanfaatkan kegembiraan siswa
Setelah guru berhasil menciptakan sebuah keriangan dalam kelas, siswa diajak masuk dalam dunia guru, mulai menyampaikan materi dengan masih dalam suasana riang. Guru harus secara sadar menciptakan suasana itu dalam pekerjaannya. Karena sebuah keriangan dapat membuat siswa siap belajar dengan lebih mudah, bahkan dapat mengubah sikap negatif.
  1. Dampak sebuah pengakuan
Untuk mendapatkan sebuah hasil yang baik, akuilah setiap usaha siswa. Tidak hanya usaha yang tepat, tetapi semua usaha mereka. Karena tidak dapat dipungkiri kalau semua orang senang diakui. Menerima pengakuan membuat siswa merasa bangga, percaya  diri, dan bahagia. Jika siswa punya modal bangga, percaya diri dan perasaan bahagia, akan sangat membantu proses masuk dan diserapnya pelajaran dalam pikiran mereka.
  1. Sangat pentingnya perayaan
Mengadakan perayaan dari hasil belajar akan mendorong siswa untuk memperkuat rasa tanggung jawab dan mengawali proses belajar mereka sendiri. Sebuah perayaan akan mengajarkan pada diri siswa akan adanya sebuah motivasi hakiki yang ‘gratis’ tanpa ada dorongan dari luar diri mereka sendiri. Karena sesuatu yang layak ‘dipelajari’, maka layak pula ‘dirayakan’.
  1. Sebuah keajaiban dari rasa gembira dan takjub
Diri manusia adalah sebuah mesin belajar, dan alat sebenarnya pada setiap mesin belajar adalah rasa gembira dan ketakjuban. Tanpa rasa itu, mesin belajar manusia akan berjalan lambat dan berhenti.
Seperti saat manusia masih kecil, penuh rasa ketakjuban akan hal-hal baru, hingga pada saat itu, si kecil dengan cepat belajar berbagai hal didunia ini dari asalnya yang dia tidak tahu sama sekali. Mereka membiarkan rasa gembira dan takjub selalu hadir setiap melihat banyak hal baru, dan ‘wow’, mereka mereka akhirnya tahu berjuta benda, kata dan banyak hal didunia ini. Jangan perlambat rasa gembira dan takjub siswa dengan sebuah larangan kaku. Kata ‘tidak’ dan ‘jangan’, kerap menghambat alat belajar cepat mereka.
  1. Sebuah keberanian mengambil resiko dengan perasaan gembira
Saat siswa berani memulai pelajar dengan motivasi sendiri, berarti mereka berani mengambil resiko besar dalam dirinya. Dan jika itu dilakukan dengan kehendak sendiri, dia melakukannya dengan rasa gembira.  Karena belajar itu mengandung resiko. Setiap kai seseorang berpetualang belajar sesuatu yang baru, dia mengambil resiko besar diluar zona nyamannya.
Pengambilan resiko menjaga otak tetap bergerak, dan dapat terasa menggembirakan saat kita menciptakan resiko tersebut menjadi resiko yang aman, butuh dukungan dan motivasi.
  1. Rasa saling memiliki karena sebuah kehangatan
Jika semua tahap berjalan dengan baik, pasti akan tercipta kehangatan antar ‘masyarakat’ ruangan belajar. Rasa saling memiliki menciptakan rasa kebersamaan, kesatuan, kesepakatan, dan dukungan dalam belajar. Rasa ini juga mempercepat proses mengajar dan meningkatkan kepemilikan pelajar. Sehingga layaknya sebuah keluarga harmonis yag penuh kehangatan.
Jika semua dapat terwujud, siswa akan merasa rindu dengan hadirnya guru dalam menyampaikan pelajaran. Hati mereka berdebar karena ingin tahu apa yang akan guru ciptakan di kelas. Seperti sebuah infotainment dan sinetron yang kisah selanjutnya selalu dinantikan. Sudah siapkah anda?  


Widget Recent Comment Valid XHTML Membuat Anchor Text pada image.
Read More

PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

Dalam menyampaikan segala sesuatu butuh 'pendekatan' agar sesuatu tersebut dengan mudah diterima oleh pendengar. Dan bagi bapak / Ibu pengajar Bahasa Arab, dalam menyampaikan pelajaran Bhs Arab yang kurikulum pengajarannya sudah 'pakem' dari pemerintah haruslah berusaha untuk melakukan pendekatan agar apa yang disampaikan dapat diterima siswa dengan mudah, cepat dan tepat sasaran.


Anda bisa baca sekelumit pengetahuan tentang "Pendekatan Pembelajaran Bahasa Arab". Klik selengkapnya disini. 

PENGERTIAN PENDEKATAN (MADKHAL)

Dalam menyampaikan suatu pembelajaran apapun memerlukan sekumpulan asumsi yang saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Itulah yang disebut dengan pendekatan dalam suatu pembelajaran. Bisa juga pedekatan tersebut diartikan dengan suatu cara pandang terhadap sesuatu.

Dari asumsi-asumsi yang terkumpul terebut akan membentuk sebuah bingkai  umum dari sabuah pendekatan. Sehingga dari sebuah pendekatan itu akan muncul sebuah metode pembelajaran.
  
                  PENDEKATAN PEMBELAJARAAN BAHASA ARAB

Ada beberapa pendekatan  pembelajaran Bahasa Arab, yaitu:

Ø  Pendekatan Humanistik/ Humanistic Approach/ Al-Madkhal Al-Insaniy

Seperti arti katanya, ‘human’ adalah manusia, pendekatan ini menjadikan si pembelajar sebagai obyek yang diutamakan untuk dimanusiakan. Diberikan perhatian khusus sebagai manusia, bukan hanya sekedar benda yang bisa mendengarkan dan merekam. Alat perekatnya adalah yang sehubungan dengan budaya dan pengalaman manusia. Sehingga pada praktiknya, dalam belajar berbahasa, manusia yang beda budaya serta pengalaman harus bisa saling berbagi dengan menggunakan praktik berbahasa yang dipelajarinya tersebut.

Langkah konkritnya bisa berupa praktik berbahasa yang dipelajarinya dalam berbagai kondisi, tanya jawab sederhana, bermain peran sederhana, atau dengan menirukan apa yang dicontohkan oleh guru.

Ø  Pendekatan Teknik/ Media-Based Approach/ Al-Madkhal At-Taqniyyah

Satu-satunya yang paling ‘berbicara’ pada pendekatan ini adalah media dan teknik pendidikan. Karena pada pendekatan ini manfaat media dan teknik pendidika tersebut  dijadikan dasar dalam suatu proses pembelajaran.

Seringkali pendekatan ini digunakan bertujuan untuk membantu si pembelajar mengerti makna kata, tarkib, dan konsep lain yang baru dengan menggunakan berbagai media. Seperti gambar-gambar, kartu, gambar nyata, bahkan sekarang telah meluas dengan menggunakan media berbasis IT seperti CD, vodeo, radio, dan lain sebagainya.

Ø  Pendekatan Analisis/ Analytical Approach

Pendekatan ini berdasarkan analisis-analisis dan asumsi kebahasaan dan sosiolinguistik. Cirinya adalah:
·         Berdasar pada kebahasaan
·         Berdasar pada kajian ilmu sosial kebahasaan, semantic, proses kesalahan berbicara, dll
·         Menuntut adanya kebutuhan analisis kebahasaan, metodologi kebahasaan modern, dan program dengan tujuan khusus
·         Sebagian besar menetapkan pada bahasa yang disampaikan kepada siswa
·         Menyerupai sebuah cognitive approach
·         Berharap bertambahnya motivasi siswa ketika guru telah mencapai tututan kebahasaan siswa dan berusaha memenuhinya

Ø   Pendekatan Non Analisis/Non Analytical Approach

Pendekatan ini berdasarkan analisis-analisis dan asumsi pendidikan  dan psikolinguistik, dengan cirri sebagai berikut.
·         Berdasar pada pendidikan
·         Berdasar pada kajian ilmu psikologi kebahasaan yang berjalan secara alamiah
·         Pengajaran berlangsung secara alami dan tema dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari siswa
·         Secara alami pula terfokus pada kesempatan proses pemerolehan bahasa siswa
·         Motivasi siswa muncul secara alammi disela-sela proses komunikasi nyata dengan penutur bahasa asli

Ø  Pendekatan Komunikatif/ Communicative Approach

Bahasa adalah alat manusia untuk berkomunikasi, sehingga seseorang dikatakan berhasil dan mumpuni dalam menguasai bahasa asing dilihat sejauh mana dia dapat berkomunikasi dengan menggunakan bahasa tersebut. Sehingga dalam pendekatan ini berorientasi kepada bagaimana si pembelajar dapat berkomukasi dengan menggunakan bahasa yang sedang dipelajari.

Pendekatan ini tidak relevan dengan tokoh bahasa Noam Chomsky yang lebih menitikberatkan pada struktur bahasanya. Pendekatan ini lebih cenderung menganggap penting praktek kecakapan berbahasa yang komunikatif dan pengajaran berbahasa dari pada penguasaan struktur bahasa saja.
Read More
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...