Mari berkarier bersama buah hati anda!!

Cari Blog Ini

Jumat, 24 Januari 2014

Produk Kecantikan Berkualitas dan Terlengkap

Anda bingung dengan produk kecantikan yang cocok dengan kulit anda?? 

Inilah sebuah produk dari SWEDEN yang berkualitas dan telah diakui dan menyebar di 60-an Negara besar di dunia. Ragamnya sangat lengkap. Kualitas tidak diragukan lagi. Mulai dari produk SKIN CARE, MAKE-UP, FRAGRANCE, BODY CARE, HAIR, ACCECORIES PRODUK, NUTRI SHAKE, BABY CARE, dll. Mulai dari kebutuhan Wanita, Pria, bahkan juga untuk bayi dan anak-anak. Intip katalog berikut.



Oriflame Cosmetics
Oriflame Cosmetics
Read More

Sabtu, 18 Januari 2014

Minggu, 12 Januari 2014

Puisi 1: Itu Tangga kita Shay...

Berhadap dari sekian temu
Amuk gelisah pencarian
Dimana bayang agar tak menerawang sangsi
Lekat ku… mu…
Berbaris mengantri
Merias, dirias atau sendiri mengaca…
Dan berhadap saling berbenah
“Itu rumah kita shay…”,
Layar dikembang dijemputkan
Peliharalah…
Berharap saling menangis
Lusuh bayang masih menerawang sangsi

“Itu tangga kita Shay…
” Undak disemai Kita dikuatkan
“Bersabarlah…”
Kita tidak sedang menunggui
Bangunlah…
Berlarian kita mencoba
Menjemputi mimpi, meski…
Aral teledor ditelikung sangsi
Sayup bisikan sayup-sayup
Jangan berhenti
Ikuti lajuku Shay…
Biar gejolak tunduk
Menundukkan dahi jelaga
Jangan berhenti,
Tiba saatnya janji itu tertepati!!
Read More

Jumat, 03 Januari 2014

Cerpen 1: Garis Kasih Sebulan


Tak henti-hentinya air mata mengalir, semakin lama semakin deras, terus saja kata-kata menyakitkan itu keluar dari mulut Mirna sahabatku. Bukan,,, bukan karena Mirna menyakitiku, tapi orang yang diceritakannya kepadaku, Helmi, pemuda yang baru sebulan menjadi pacarku.


“Kamu masih terlalu lugu Fit soal cowok, gak tahu apa-apa tentang keinginan-keinginan dan kebiasaan berpacaran. Begitu juga tentang Helmi, kamu belum tahu banyak tentang dia…”, kata Mirna yang terus membuat hati ini panas. “Kamu tahu apa yang dikatakannya pada Siska, mantannya itu? Dia masih sering ngajaknya jalan. Kerumah orang tuanya, ke familinya di Solo, bahkan mengajaknya untuk menginap disana, dan itu semua terjadi setelah dia jadian dengan kamu. Mereka lakukan semua dibelakangmu Fit”, Lanjut Mirna.

Aku tak bisa berkata apapun, hanya bahasa air mata ini memberitahu dunia betapa aku adalah perempuan bodoh yang dengan mudah sekali dijadikan bahan mainan lelaki itu dalam waktu sekejap “Kamu tahu Fit? Apa jawaban Helmi saat dia ditanya tentang siapa perempuan yang dia pilih antara Siska dan kamu jika kalian mengajaknya menikah?. Jawabannya Siska Fit, bukan kamu!!”. Kalimat itu semakin menohok batinku, yang semakin sakit dan lelah berpikir betapa dia tega memperlakukan aku seperti itu. Tapi aku masih terdiam. Salah apa aku?, mana janjinya untuk menjaga kesucian hubungan yang kujalin pertama kali?

Ya, ini adalah pengalaman pertamaku berpacaran. Dan belum genap satu bulan sudah dikotori oleh kelakuannya. Karena aku masih terlalu bodoh dalam hal berpacaran, hingga lelaki itu dengan puas menjadikan aku sesuka hatinya. Menganggap aku sang boneka yang dengan mudah dia buang setelah dia mainkan. Bedebah!!

 “Kapan kamu tahu hal ini Mir?”, tanyaku. “Sekitar dua minggu yang lalu.” Jawabnya. “Lalu, mengapa baru sekarang kamu beritahu aku Mir?, tahu seperti itu aku bisa akhiri hubungan ini sedari dulu Mir. Kenapa kamu tega simpan semua ini dari aku?? Aku kecewa Mir!. Emosiku tak terbendung. “Maaf Fit, aku tidak tega. Kalian baru saja jalin hubungan, dan kulihat kamu bahagia sekali dengan itu. Akhirnya aku putuskan baru akan menceritakan hal itu jika kamu disakitinya. Aku tidak ingin dia terus sakiti kamu Fit!”, jelas Mirna. “Lalu, kenapa tadi kamu menangis di telpon Fit?, apa yang sudah dia lakukan?, Tanya Mirna lagi. Memang tadi aku telpon Mirna sambil sesegukan. Hati ini seperti ingin berontak sesaat setelah kami ketemuan. Mengenai sikap Helmi yang kurasa kikuk, cuek, dingin, sebah… bukan kehangatan yang kurasakan saat itu layaknya sepasang sejoli, melainkan sebuah perih hati yang dia sodorkan padaku malam itu. “Mmmhh… Fit, boleh nggak besok aku ke Surabaya. Besok Siska diwisuda, boleh kan aku kesana?” tanya Helmi. Kutatap matanya tajam, dia tak merasa kalau kata-katanya itu menimbulkan benih sakit. Setelah pulang, langsung ku telpon Mirna sambil sesegukan tanpa berkata apa-apa. Spontan Mirna menyuruhku kerumahnya. Dan walhasil, tangisan inilah hasilnya.

Aku larut dalam tangisku tiga hari lamanya, setelah itu ku beranikan diri untuk menemuinya. Menatap matanya tajam, dan memulai percakapan serius. “Tidak adakah yang ingin kau sampaikan padaku?”, tanyaku. “Iya, aku ingin berbicara tentang banyak hal padamu…”, dia menjawabnya dengan menatap mataku penuh tanya dan mencari tahu jawaban pertanyaannya sendiri dalam hatinya, mungkin seperti itu. “Tentang apa?”, tanyaku. “Yah, banyak hal yang sudah terjadi dan kamu harus tahu sesuatu”. “Bicaralah!”, pintaku. Aku ingin tahu apa yang ingin dia sampaikan padaku dan apakah ada hubungannya dengan cerita Mirna, atau malah dia berusaha membela diri dan mengelak sebuah fakta. “Tidak!, kamu dulu yang bicara. Katanya tadi kamu ingin bicara padaku, dan untuk itu kan kamu minta bertemu denganku saat ini?”. “Tidak!”, kamu dulu saja. Kataku dengan ketus dan raut wajah tajam yang memaksanya agar berbicara terlebih dahulu. “Eeuumm,,, bagini, beberapa minggu yang lalu Siska kembali dari Kalimantan dan menemuiku. Dia bercerita sedikit tentang keluarga dan dirinya yang sedang mengidap penyakit. Selanjutnya hampir setiap hari kami bertemu dan bercerita tentang diri kami masing-masing, dan… perlahan-lahan rasa sayang itu muncul lagi…. Maaf, aku belum bisa melupakan dia sepenuhnya. Tapi aku juga tidak bisa jika harus menyakitimu…”. Aku hanya menunduk dan terdiam. Benar, memang semuanya benar. Aku harus kuat dan tegas bersikap kepadanya. “Fit, kasihan Siska, tidak ada keluarga yang menerimanya setelah kejadian itu. Dia selalu menangis. Dan aku…” “Cukup!, tidak usah diteruskan. Aku tidak akan mau mengerti tentang ini!”. “Jika aku bertanya kepadamu, siapa yang akan kau pilih jika aku dan Siska disini, disampingmu dan bersedia kau nikahi? Kau pilih siapa, aku apa Siska???!!”. Dia terdiam sejenak, “Aku tidak bisa menjawabnya, aku bingung!”, jawabnya. Aku tersenyum kecut mendengar jawabannya. “Dengan kamu tidak bisa menjawabnya, aku tahu jawabanmu”. Dia menatapku. “Kamu tidak akan menjawab seperti itu jika Siska yang bertanya hal yang sama kan?, kamu menjawab seperti itu karena kamu tidak mau menyakitiku. Karena jawabanmu sebenarnya akan menyakitiku??”. Sejenak kami sama-sama terdiam “Ini… semua benda darimu kukembalikan, mungkin Siska lebih membutuhkannya. Juga foto-fotoku kembalikan semuanya!!” Itu bahasaku yang mengisyaratkan bahwa diantara kami tidak ada ikatan apa-apa lagi. Aku berdiri dan meninggalkannya. Dia mengejarku, dan sekali lagi meminta maaf padaku. Dan sesampainya dirumah, aku merasa lega. Dan aku berhasil bersikap tegas dihadapannya tanpa uraian air mata setetes pun!!, karena pria sepertinya tidak pantas untuk ditangisi!!.
Read More

Kamis, 02 Januari 2014

Apel+Kancing 1




Sebuah karya lukisan realis yang di ambil oleh Gallery Gracia Surabaya,,, Dengan bertemakan Apel dan Kancing, menuai topik berbeda,,,

Read More
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...